Puncak milad ke-54 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dilaksanakan dalam sidang senat terbuka yang dibuka secara resmi oleh Ketua Senat, Dr. Munawar Khalil, pada Senin (12/6/2023) prosesi dilangsungkan di gedung serbaguna kampus tersebut.
Prosesi puncak milad dirangkai dengan Peusijuk (tepungtawari) oleh Ketua MPU Kota Lhokseumawe.
Selain itu, dihari yang sama turut dimeriahkan dengan rangkaian penyerahan hadiah kepada juara yang memenangkan sejumlah lomba.
IAIN Lhokseumawe melaksanakan berbagai kegiatan yang diadakan dalam perayaan milad kali ini, antara lain, Entrepreneur Expo, Job Fair untuk alumni, Bazar Perpustakaan dan Seminar bertema “Sejarah Sultanah Nahrasiyah”.
IAIN juga mengadakan perlombaan untuk sejumlah cabang olahraga, di antaranya Bola Voli, Tenis Meja, Badminton, Catur, dan Tarik Tambang.
Kemudian, Milad juga dimeriahkan dengan partisipasi dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) IAIN Lhokseumawe yang melaksanakan kegiatan jalan santai dan lomba memasak serta lomba mewarnai.
Perayaan kali ini ikut dimeriahkan Menteri Agama Yaqut Cholis Qoumas dan Menko Polhukam Mahfud MD, para pimpinan instansi hingga stakeholder yang mengucapkan serta mendoakan kesuksesan untuk IAIN Lhokseumawe,” ujar Dr Danial mengawali pidatonya.
Dihadapan para tamu undangan, Rektor IAIN Lhokseumawe saat berpidato juga mengingatkan kembali sejarah awal lahirnya kampus IAIN.
“Dalam kepemimpinan perguruan tinggi tidak ada yang bisa menggantikan kepemimpinan terdahulu, yang ada hanya meneruskan. Karena setiap pemimpin itu unik, positif dan istimewa,” ujar Rektor IAIN Lhokseumawe.
“Izinkan saya mengucapkan terimakasih kepada para pendahulu mulai pimpinan akademi Ilmu Agama Islam dari 12 Juni 1969 sampai pimpinan terakhir yang semua mereka telah meninggal. Mari pada kesempatan ini saya mohon kepada seluruh hadirin untuk membaca Alfatihah,” pintanya.
Setelah jeda beberapa saat karena membaca Alfatihah, Rektor melanjutkan, dalam kepemimpinan perguruan tinggi tidak ada satupun yang mampu menggantikan kepemimpinan sebelumnya karena setiap mereka sangat unik dan spesifik karena itu tidak ada yang mampu menggantikan mereka.
“Yang ada dalam kepemimpinan perguruan tinggi adalah pemimpin yang melanjutkan kepemimpinan sebelumnya. Karena jasa dan perjuangan merekalah kita berada pada satu posisi yang sudah dapat dikatakan posisi yang jauh lebih maju dan bagus,” ungkapnya. (AR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar