Perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Malikussaleh, Lhokseumawe menjadi langkah awal kemajuan pendidikan di Aceh. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tengku Muharuddin menyambut baik bila perubahan itu segera terjadi.
Menurut Tengku Muharuddin, dukungan ini mengingat Indonesia awal Januari 2016 ini telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean. Dalam MEA ini serba kompetitif, karena pekerja luar negeri dalam wilayah Asean bebas bekerja di Indonesia dan juga sebaliknya.
“Mahasiswa masa depan harus benar-benar kreatif dan ini sebagai langkah persiapan mahasiswa Aceh dalam menghadapi MEA,” kata Ketua DPRA Teungku Muharuddin, Rabu (10/2/2016) pada peringatan Milad ke 12 STAIN Malikussaleh di Lhokseumawe.
Kata Muharrudin, perubahan status STAIN menjadi IAIN Malikussaleh sangat penting, karena akreditasi kampus sangat menentukan sebuah pengakuan di publik, terutama dalam menghadapi MEA.
“Ini penting dalam peningkatan kualitas mahasiswa, apa lagi menghadapi MEA nantinya butuh mahasiswa yang kreatif, dan jangan sampai jadi penonton di negeri sendiri,” tegasnya.
Selain itu, Muharuddin juga berharap kepada seluruh mahasiswa untuk melakukan antisipasi terhadap narkoba, maksiat dan pelecehan seksual.
“Yang lebih penting lagi adalah bagaimana mahasiswa bebas dari narkoba, pasalnya, yang merusak generasi muda yaitu narkoba, begitu juga maksiat yang berunjung kepelecehan seksual, ini perlu diantisipasi untuk generasi muda yang lebih baik di Aceh,” tutupnya.[acl]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar